Bluecoats Front Ensemble
Wednesday, January 21, 2015
History Blue Devils Drum and Bugle Corps
In 1957, Tony and Ann Odello and the Concord VFW post assumed control of the Martinettes, a defunct drum corps and drill team. They reorganized the unit as The Blue Devils, taking the name from the V.F.W.'s color (blue) and a local landmark, Mt. Diablo (devil). Initially, the group of fewer than 50 young people, performed as an all-boy drum corps with an all-girl drill team. In 1958, the Blue Devils added glockenspiels, becoming a drum and bell corps, while the girls became a separate a baton twirling troupe, the Majorettes. The two units continued to perform together with much success, winning numerous state and local competitions between 1957 and 1970. In 1961, the Blue Devils added a flag section to the unit that was then competing in the state's Junior division. Jerry Seawright succeeded Tony Odello as corps manager in 1964. In 1968, the drum and bell corps moved into Senior Division competition, and a new "B" Junior corps was begun. All units of the Blue Devils organization were enjoying such success that the decision was made to transform the "A" drum and bell corps into a drum and bugle corps (D&B).
In 1970, a group of ten buglers was added to the Blue Devils drums and flags, and the corps entered its first competition as the Blue Devils Drum and Bugle Corps. By 1972, the unit, now with over seventy members, advanced from Class B competition to Class A and traveled on tour outside California for the first time, making appearances in the Pacific Northwest. The summer of 1973 marked the Blue Devils first national tour and its first appearance at the Drum Corps International World Championships in Whitewater, Wisconsin. Finishing 24th of 48 corps, the corps earned Associate membership in DCI. Also in 1973, the Junior drum and bell corps became the Blue Devils B D&B Corps and the younger Blue Devils C D&B Corps was formed. In 1974, the Blue Devils finished in 9th place at the DCI Championships; in 1975 advanced to 3rd place; and in 1976, won the first of the corps' record 16 DCI World Championship titles. After Seawright's retirement in 1984, Mike Moxley became director, and since 1991, the corps has been under the direction of Dave Gibbs, a former marching member and drum major.
Of special note among the Blue Devils sixteen World Championships are those of 1982, 1994, 2009, 2010, 2012, and 2014 when the corps went through the entire season without suffering a defeat. Also, 2009 marked the first season that one organization won multiple titles, when the Blue Devils won World Class and the Blue Devils B won Open class. Over the years, the Devils have often made use of jazz and Latin music repertoires, notably Bill Reddie's Channel One Suite (made famous by Buddy Rich) and charts from the music of Chick Corea and Chuck Mangione and that written for Stan Kenton's big band. Because of their musical style choices, the Devils are one of the corps most associated with jazz.[2][3][4][5]
In 2014, the Blue Devils won their sixteenth DCI World Championship. They also recorded their sixth undefeated season. At the DCI Finals in Indianapolis on August 9, the corps received a record high score of 99.650.[6] In doing so, they beat the second place Bluecoats by a margin of 2.475, bested the previous high of the 2002 Cavaliers and 2005 Cadets by more than half a point, and earned a perfect score from seven of the eleven judges
Location |
---|
Concord, CA |
Division | World Class |
---|
Founded | 1957 |
---|
Director | David Gibbs |
---|
Championship titles | 1976, 1977, 1979, 1980, 1982, 1986, 1994, 1996, 1997, 1999, 2003, 2007, 2009, 2010, 2012, 2014World Music Contest 2005 |
---|
(2014) Black "Suit" jacket w/ black and white lapels, silver buttons on lower part of jacket
Uniform | blue fade to black left sleeve, black and white sequin right sleeveblue fade to black sash, red on the undersideBlack glovesBlack pants w/white stripes down right leg,Black shoes & socksBlack shako w/white stripe down the right side of shako, square emblem (camera lens?), white plume with blue feather in the middle |
---|
Sejarah Perlombaan Grand Prix Marching Band
Kompetisi GPMB pertama kali dicetuskan oleh Gusanto Moeljohardjo, diselenggarakan pada tanggal 29 Desember 1982 dengan nama Tournament Invitation Marching Band atau TIMB di Balai Sidang Senayan, Jakarta.
Penyelenggaraan kompetisisi ini melibatkan berbagai kelompok orkes
barisan dari berbagai daerah; Bandung, Yogyakarta, Palembang, Medan,
Pekanbaru, Denpasar, Balikpapan, Makassar, serta Aceh. Antusiasme serta
respon positif atas penyelenggaran tersebut membuat penyelenggaraannya
kembali digelar pada tanggal 27 hingga 30 Desember 1983 dan mengubah
nama TIMB menjadi Grand Prix Marching Band (GPMB) yang
dimaksudkan sebagai pengembangan lebih lanjut atas kompetisi TIMB
sebelumnya, Setelah itu GPMB kemudian dijadikan sebagai ajang kompetisi
tahunan yang umumnya digelar pada bulan desember setiap tahunnya.
Copy by ;Wikipedia .com
Copy by ;Wikipedia .com
Wednesday, January 14, 2015
Sejarah Marching Band
Orkes barisan bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama
dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun
festival. Seiring dengan perjalananan waktu, orkes barisan berevolusi
menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal orkes militer yang kemudian menjadi awal munculnya orkes barisan saat ini.[1][2]
Meskipun pola orkes barisan telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya orkes barisan, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.
Di Indonesia, budaya orkes barisan merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari "Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora (singkatan dari "Menteri pemuda dan olahraga"). Orkes barisan lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olahraga. Dalam perkembangannya, orkes barisan di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan orkes barisan menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.
Copy by ; Wikipedia.com
Meskipun pola orkes barisan telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya orkes barisan, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.
Di Indonesia, budaya orkes barisan merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari "Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora (singkatan dari "Menteri pemuda dan olahraga"). Orkes barisan lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olahraga. Dalam perkembangannya, orkes barisan di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan orkes barisan menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.
Copy by ; Wikipedia.com
Subscribe to:
Posts (Atom)